Semenjak menjadi salah satu pimpinan di perusahaan yang sekarang, agaknya ada pola tertentu yang tercipta yang tidak pernah dilakukan sebelumnya.
Dengan target tahunan yang harus di capai, praktis yang harus dilihat adalah angka realisasi terhadap anggaran baik harian maupun bulanan hingga per quarter atau per 4 bulan. Tiap hari yang di baca pertama kali adalah laporan harian yang menandakan sampai dimana bisnis kita berada. Hati gemas jika saat bisnis sepi terlihat tanda kurung dikolom selisih yang menandakan apa yang kita upayakan masih kurang demikian juga sebaliknya. Kalo sudah begitu hari hari rasanya kurang, 12 jam ditempat kerja rasanya kurang cukup untuk memenuhi hal hal yang ada di kepala ini.
Hanya saja ada hal yang rasanya cukup aneh, jika saya merasa pasrah atas kondisi yang terjadi, tiba tiba begitu banyak bookingan atau bisnis datang yang pada akhirnya pada akhir bulan rata rata penghasilan yang kita anggarkan ternyata tercapai.
Jika melihat anak buah, saya ingat diri sendiri beberapa tahun silam, yang dimana kita bekerja dengan plot yang sudah digariskan dan tidak begitu perduli angka yang di raih, sekilas pasti ingin tahu juga tetapi bukanlah hal yang essential.
Ora et Labora alias bekerja dan berdoa agaknya slogan yang cocok buat saya agar bisa lebih menyadari bahwa segala sesuatunya bukan mutlak berada pada kontrol kita, dan bukan pada sebuah indikator atas kerja keras kita. Ada tangan tangan yang tak terlihat yang agaknya juga mempengaruhi dari hasil yang kita upayakan. Ada pengalaman lain umpamanya di tempat kerja lain atau pas di bangku sekolah atau kuliah misalnya antara ngotot versus pasrah?
Ikut berdoa mudah2an angka dalam kurung itu tak pernah muncul lagi… 😛
“ora et labora” agaknya bisa menjadi motto yang tepat utk melaksanakan pekerjaan di ranah apa pun, mas boyin. sukses dan gagal merupakan sebuah dinamika yang tak akan pernah lepas dari campur tangan Tuhan.
Jiehh.. udah jadi pimpinan perusahaan sekarang! Selamat, Sob! Kalo berminat memanggil expatriat dari Aussie untuk bidang IT, kamu tahu siapa namanya! Hahahaha
semoga tetap sukses, mas.
Saya sangat setuju bahwa ada tangan2 yang tidak terlihat ikut menentukan keberhasilan uapya yang kita jalankan.
Oleh sebab itu kita harus berprinsip pada :
Ora et Labor, bekerja sambil berdoa agar sukses.
kerap kali dengan berpasrah, kita justru dapat jalan terbaik untuk mendapatkan rejeki…
tak kasih mantra saja pak….
mmmmmmm danyang perewang jin lan poro lelembut ewangono den baguse boyin anggene usaha, lancar jaya, sugih mblegedih…. 😀
@Sriyono Smg, matur nuwun sanget mas sri…
@krismariana, emang begitu kadang2…
@H, Nizam, makasih kang…
@Indahnya Berbagi, amin…terima kasih atas doanya..
@DV, udah di aussie aja…lebih dihargai khan…
@marsudiyanto, amin…terima kasih doanya pak mars…
@sawali tuhusetya, betul pak sawali, makasih atas pencerahannya…
Iya mas sudah saya baca semunya (belum semua sih, masih seperempat) meski ndak koment. Seru juga bisa jadi pelajaran hidup. Terima kasih mas.
Soal ngotot vs pasrah justru saya alami ketika sudah memilih untuk punya usaha sendiri (bahasa keren: entrepreneur). giliran ngotot malah jeblok. Sebaliknya waktu usaha sekaligus berpasrah malah hasilnya naik signifikan 😀
amien amien amien amien semoga kabul kang
lama gak kesini mas suwung…
Rupanya angka dalam kurung itulah salah satunya yang bikin jam kerja kurang ya bli. Saya pengen juga suatu saat merasakan angka dalam kurung itu ketika sudah punya usaha sendiri. Gimana sensasinya, gitu…
Sorry nih bli, lama gak bw kesini. Maklum tukang bangunan lagi banyak kerja malam di Blok M. Jadi siang banyak tidur, hehehe…
@Alris, haaa…thanks udah mampir…