Seorang teman lama mengirim pesan pendek di email saya minggu kemarin. “Pak ada lowongan nggak disana? udah abis nih kontrakku.” wah, kejadian deh..dan ini kejadiannya di indo bukan kapasitasnya sebagai expat.
Seperti yang sudah baru baru saya bahas mengenai jenis jenis karyawan di sini, sebagai teman saya masih belum terima bagaimana perusahaan memperlakukan seorang karyawan lokal seperti ini, apalagi teman saya itu tak lagi muda dan mempunyai anak yang terbilang bukan anak anak lagi.
Saya termasuk ngenes juga dengernya apalagi yang menjalani yah, dia juga menceritakan bahwa anaknya pas perlu perlunya uang untuk biaya masuk PT. Negara kita ini bukannya makin baik sistemnya malah makin buruk sistem tenaga kerjanya, harusnya kayak dulu lah, kalo memang tidak diperlukan lagi bisa dipindahkan ke departemen lain, bukan langsung dipotong nafkah hidupnya gitu sehingga minimal yang tergeser mikir untuk pindah cari kerjaan tempat lain agar tak selalu di cap ” non performance staff “. Dengan cara itu minimal para pekerja itu diberi kesempatan dan uang gaji masih tetap konstan.
Dengan situasi kayak gini berarti udah gak ada bedanya dengan kerja di luar negeri apalagi menurut teman saya ini gaya gayanya juga sama, seharusnya 3 bulan sebelumnya kalo gak diperpanjang pihak HRD harus memberitahu dulu sebelumnya, ini malah cuma 1 bulan, wah wah bagaimana bisa mendapatkan pekerjaan baru secepat itu. Hal ini juga diperparah dengan banyaknya iklan lowongan pekerjaan yang membatasi usia, seperti contohnya nih, dicari manager anu usia antara 27 -35, la kalo udah gini yang umur diatas itu gak ada kesempatan donk, apa memangnya kalo sudah diatas 35 kita kudu siap siap buka warteg atau jualan pulsa elektrik karena udah gak laku lagi?
Walau tidak harus dideklarasikan secara formal, setidaknya ada upaya yang lebih manusiawi untuk memperlakukan karyawan terutama yang laki laki karena biasanya mereka adalah kepala keluarga dan sebagai tulang pungung keluarga, kepada perusahaan juga diminta fleksibilitasnya dalam pengambilan keputusan pemutusan kontrak karena dampak yang terjadi cukup signifikan jika aliran dana terhenti begitu saja. walaupun sekarang ini banyak sekali suami dan istri bekerja tapi masih ada juga yang hanya suami yang bekerja dan istri membantu seadanya di rumah seperti membuka warung kecil kecilan, dan usaha kecil lainnya.
Duh kalo kayak gini ceritanya, kapan saya balik ke tanah air nih..?
Hal seperti di atas “diperparah” dengan gengsi orang yang dipecat tersebut. Padahal jangan malu membuka warteg atau pulsa elektrik. Kalau tidak dapat-dapat ya apa boleh buat. Sementara ia mencari, lumayan kan ia mendapat ganjalan income, yang penting dapur tetap ngebul. Buka warteg banyak juga yang sukses loh, bahkan bisa lebih sukses dari banyak orang kantoran yang karirnya mentok. Yang penting, yah jangan malu. Siapkan mental. Skill dan pengalaman yang didapat dari kantor tempatnya bekerja dulu, sepertinya menjadi kurang berguna jika tidak dibarengi dengan siap mental atau siap “malu”…. apalagi dalam kasus2 seperti ini…
.-= Yari NK´s last blog ..Kentyucky Fried Chicken =-.
emm… persaingan kerja semakin ketat pak, saya sendiri masih bingung, nanti kerja apa atau bikin pekerjaan apa 🙂
bukan hanya tenaga kerja apa lagi >40. semestinya… setiap warga negara wajib dilindungi…
.-= Wempi´s last blog ..Dadar Seafood =-.
Weh…
Berarti orang seperti saya ini sudah seharusnya dapat perlindungan ekstra ya Mas…
Salam!!
wah kalo pak mars, extranya yang malah ok ya pak…heee..joke…
yah minimal lah yg tua kalo gak bisa semua..gak usah tertulis…tau etika aja dalam pertimbanganya..
wiraswasta kalo bisa bagus banget tuh…
biasanya kalo udah kepaksa kang…sayangnya suka telat keputusannya setelah melihat tabungan semakin habis…tapi bisa dimaklumi berhubung mental yang belum siap…
Saya juga masih bingung, apakah di umur 40 nanti saya masih kerja di perusahaan tempat saya sekarang bekerja. Kalau sudah tak dipakai di sini lagi, terus mau kerja apa buat makan anak istri?
sekiranya kita punya feeling tidak diperpanjang lagi, lebih baik kita nglamar kerjaan lain duluan, sapa tau malah diperpanjang dengan bargaining power lebih…hee..
menghadapi situasi kerja yang makin kompetitif seperti saat ini agaknya memang butuh kesiapan mental yang lebih dari cukup utk menghadapi berbagai kemungkinan, mas boyin. semoga teman mas boyin bisa secepatnya mendapatkan solusi terbaik.
hal ini yang dulu sering menghantui dimana saat kita di usia tersebut tentu saja produktifitas kita sebagai pekerja mungkin menurun mangkanya saya mensiasati dengan keluar serta membangun usaha sendiri agar sampai usia kapanpun aman
masalahnya tidak semua orang mampu berwiraswasta..tapi solusi yang cukup baik tentunya dengan mempunyai usaha sendiri.
nah, faktor mental itu yang memang tidak mudah..
saya pernah ngalami nggak enaknya diPHK… setelah itu memutuskan lebih baik jadi ikan besar di kolam kecil daripada jadi ikan kecil di lautan… maksudnya, lebih enak jadi bos sebuah usaha kecil daripada menjadi karyawan di perusahaan besar… hehe
raja kecil lebih baik dariada buruh besar ya pak?
pokoknya blue kangen sama abang
salam hangat dari blue
Menurut primbon kebangsaan, memang sudah ada lagunya…
“Itulah Indonesia….”
So, klo beliau beliau nggak peduli dengan warganya, ayo kita persiapkan sedari dini, jika ini gagal kita masih punya itu… de el el…
Salam sukses dari semarang…
Pak ada lowongan nggak disana? udah abis nih kontrakku.”
————–
Jika melihat kalimat di atas, berarti teman mas Boyindra memang bekerja berdasar kontrak, Tentu saja kita sendiri harus memahami, jika kerja berdasar kontrak ada risiko tak diperpanjang. Bahkan pegawai negeri, pegawai BUMN ada golden Shake Hands (PHK mandiri.
Zaman sudah berubah mas, perusahaan juga harus untung agar tetap tumbuh, ini kadang yang tak dipahami oleh karyawan…jika tak hati-hati persaingan yang ketat juga membuat perusahaan bangkrut. Kita bisa melihat, betapa banyaknya perusahaan dari ada menjadi tidak ada.
Jadi, menurut saya, jangan menyalahkan pemerintah terus, tapi pikirkan agar bagaimana kita bisa bekerja apa saja, apalagi jika anak-anak masih membutuhkan biaya. Anak2pun dibiasakan untuk menghasilkan sesuatu, anak saya tingkat dua sudah mandiri, kuliah sambil bekerja…
Dan isteri juga harus membantu suami untuk mendapatkan penghasilan, saat ini sangat berat jika bekerja sendiri tanpa dukungan keluarga.
Ingat ceritaku tentang sopir taksi…bayangkan dia bisa menyekolahkan kedua anaknya sampai S1, anaknya telah mandiri (keduanya sudah bekerja), isteri buka warung di kampung dan punya sawah sedikit yang bisa ditanami…semua anggota keluarga bersatu untuk meraih kehidupan yang lebih baik.
kadang seperti ulasan saya tadi bahwa akhirnya memang tidak punya pilihan karena terikat oleh kontrak tadi padahal dalam perusahaan manapun pada umumnya perpanjangan kontrak dan pemutusan kontrak 90% tidak didasarkan pada indikator yang jelas dan tertulis. subjecktifitas lebih menjadi andalan bersama walaupun kadang itu bisa juga menjadi keputusan kolektif. kalo sudah begini, usia tua mempunyai bargaining power yang lebih lemah di bandingkan yang lain.
sumber pemasukan alternatif yang menjadi solusinya…
ntar kesana ya blue…heee
sistem kontrak menempatkan pekerja dalam posisi lemah. pekerja menjadi tak punya masa depan yang jelas.
Jadi ikutan mikir seandainya aku di posisi teman nya, jadi berpikir terus. Kalau untuk sendiri sih masih bisa diatasi tapi kalau untuk keperluan seluruh keluarga ya repot
Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan
ya sistem..sperti yg ulasan saya diatas…
semua khan mikirnya keluarga..makanya sistemnya kudu dibenahi..
Ada yang unik tentang pemecatan/perkara memper-rumah-kan karyawan di atas 45 taon di sini…
Perush yang hendak melakukannya harus memberikan training tentang banyak hal, komputer, skill2 baru plus pengetahuan tentang pembuatan CV dan tata cara pelamaran pekerjaan sebelum akhirnya boleh memPHK…
Otherwise, si ter-PHK bisa menyeret perusahaan ke pengadilan 🙂
wah..thanks atas infonya don…ini baru pemerintah namanya….apa perlu hijrah disana gak yach…
kalo bisa buka usaha sendiri aja, tidak selamanya kita kerja dengan orang lain
andaikata semua orang mau begitu…indonesia bisa makmur karena sirkulasi uang memutar di UKM..
Saya ingat diri saya ketika kontrak saya gak diperpanjang sekitar tahun 2008. Sedih…
memang menyedihkan mas, saya ampe 4 kali ngrasain…nyarinya lagi itu lho..susah dan tegang, karena suplai uang gak masuk setiap harinya
terima kasih postingannya ya..
salam kenal…
kunjungi juga blog saya fakultas teknik unand
hanya sharing pengalaman pribadi aja..
Very good written post. It will be useful to everyone who employess it, including yours truly :). Keep up the good work – looking forward to more posts.
Sama persih nih seperti yang dialami saya pada tahun 2008.
😳 sama neh sya juga bingung
Hal yg sama ku alami sampe sekarang masih nganggur. Dulu kerja di luar negeri sbg teknical staff dan adm konsulat ri di australia. karena peeaturannya cuma kontrak 10 tahun dan harus pulang ke indonesia. Buat apply lagi udah ngga ada panggilan kayaknya karena umur dan sikut2an di dalm depatemen. Coba nyari kerja lain semua membatasi umur dibawah 40. Selama diluar negeri saya juga kerja freelance dan casual dengan australian small bussiness, cuma bedanya kalo ngelamar kerja sama australian ngga pernah nanya umur, yang penting mereka lihat fisik dan bisa bekerja dengan baik. Di indo jumlah usia muda sangat banyak dan bisa dibayar murah dan selalu berbangga dengan keadaan seperti ini, makanya umur dibatasi semaunya dan menganggap yg 40 udah ngga produktif, padahal hal ini belum tentu karna yang umur dibawah 40 terkadang fisiknya belum tentu bagus dan terkadang tidak disiplin dan malahan lebih malas dan kebanyakan merokok. Karna murahnya dapat dilihat banyaknya pekerja di toko2 ataupun kantor2 yang isinya usia muda. Demikian hal yang sama saya cermati di negara antah berantah ini.
@Robi, ini memang suka dukanya pekerja kita pak…mau gak mau kudu mencoba wiraswasta
Bude saya hijrah ke Belanda pada umur 40 tahunan lebih. Di sana ia cari kerja dan dapat di bagian pengurusan ijin pelat nomor mobil (instansi pemerintah) -kayak samsat gitu.
Gak tau kenapa di Indo, usia begitu dibatasi buat cari kerja. Anak saya 10 tahun dan 6 tahun. Sedari kecil mereka saya motivasi untuk migrasi ke luar negeri sebagai tenaga yang berpendidikan tinggi.
Semoga bisa suatu hari nanti. Amin
@wirawan, benar2 pemikiran yang bagus pak…lebih baik begitu…salam
Emg bnr2 susah nyari krja sekarang kl d batasin umur, ttangga saya jg dlu prnah krja 5 tahun d jepang N skrg sudah balik ke indonesia krna msa kontrakkannya sudah abz, prnah lari ke jepang lg itupun cm sminggu tyuz d pulangkan krna d fitnah oleh karyawan yg sma2 dr WNI yg krja d jepang jg, jd dia d pulangkan oleh boz nya. N skrg sudah 5 thn lbih jd pengangguran, jd trpaksa makan N minum cm ngandalin sambungan hidup dr ortu, smua modal dr jepang sudah abz buat usaha2 yg bs d bilang belum mmbuahkan hasil, N cr pkrjaan d perusahaan indo pun sdh tdk bs, coz D BATASIN UMUR.
Byk skali rakyat yg msh blum bruntung slain tmn N ttangga saya ni.
Saya ja hampir stahun ni msh nganggur pdhl jbolan Sarjana. N umurku pun udh lg gk mudah. D lihat dr byk nya loker d internet recruitment yg mnjadi hambatan kami adl faktor usia. Jd bingung…
ITULAH ANJINGNYA NEGARA INI DALAM MENENTUKAN USIA KERJA JADI JANGAN SALAHKAN SEANDAINYA AHLI2 IT BERBAKAT YANG UMURNYA SUDAH TUA DAN GAK KEPAKE BIKIN VIRUS YANG BISA MERUSAK SISTEM KOMPUTER KARENA KESAL BUKAN KEPALANG!! USIA TUA BELUM TENTU TIDAK BISA APA2 DAN USIAMUDÀ BELUM TENTU PINTAR DAN PUNYA PENGALAMAN!! TUH CONTOH PEMBUAT VIRUS TERKENAL AKHIR AKHIR INI PASTI AHLI IT YANG SUDAH BERUMUR KARENA KONON UNTUK BELAJAR MEMBUAT VIRUS DIBUTUHKAN PENGALAMAN MINIMAL 10 TAUN DI DUNIA PEMOGRAMAN!
JADI RASAKAN LAH PEMBALASAN GOLONGAN TUA KEPADA GOLONGAN MUDA YANG LEBIH DI ANAK EMASKAN OLEH PERUSAHAAN SWASTA ATAU NEGERI…TERIMA KASIH..