Setiap pagi biasanya saya selalu bangun pukul 6, karena hanya di pagi hari lah saya bisa menghirup udara yang segar terutama karena kebetulan kami menyewa rumah di pinggir jalan besar. Kalo telat dikit sampai jam 7.30 sudah pemandangan kendaraan roda empat yang macet kanan dan kiri jalan akan memenuhi pemandangan dari depan rumah. Maklum office hours disini adalah jam 8 bukan seperti di Indonesia yang jam 9.
Ada pemandangan menarik yang selalu saya jumpai setiap pagi sekitar pukul 6.30, dimana terlihat pemandangan beberapa guru sekolah yang persis di seberang rumah saya sudah mulai berdiri di depan pagar sekolah dengan rapih.
Pertama kali saya melihat, saya cuma heran. “ngapain itu para guru pada di depan pagar sekolah SD beramai ramai gitu?” Berhubung saya sudah satu tahunan kerja di Vietnam sehingga saya nggak ngerti kebiasaan yang terjadi disini. Lalu saya tanya istri saya dan dia bilang itu memang tradisi sekolah SD disini, bahwa para guru memang harus berdiri di depan pagar sekolah untuk menantikan para murid untuk memberikan pelayanan menurunkan si anak dari boncengan motor yang diantar orang tua atau menghampiri dan mengantar ke kelas setelah mobil dibukakan oleh satpam, jika si anak naik mobil.
“o, gitu yah?” saya cuman manggut manggut dan saya tanyakan lagi, apa memang begitu banyak sekolah di Phnom Penh ini sehingga harus memberikan pelayanan seperti itu sebagai bentuk kompetisi? ternyata tidak.
Kebiasaan tersebut memang terjadi di seluruh TK dan SD di seluruh Phnom Penh atau Kamboja pada umumnya dan sebagai balasannya si murid pun otomatis membalasnya dengan salam “Sompeah” sambil mengucapkan “chum reap sour” (baca: cumripsu) yaitu mencakupkan tangan di dada atau sama dengan tangan dalam posisi menyembah sebatas dada. Di Thailand salam ini yang biasa dinamakan “Sawasdee,ka” digunakan di semua kalangan baik muda ataupun tua. Di India dinamakan “Namaste”, di Bali juga tradisi ini yang sering disertai ucapan “Om Swastyastu” biasanya di gunakan bila ada perayaan upacara adat sebagai bentuk penghormatan dan selamat datang. Di Betawi mungkin bukan dengan cara sompeah tapi dengan menempelkan jari tangan orang tua ke kening si anak.
Saya berpikir jika tradisi melayani dan saling menghormati ini di tanamkan sejak kecil maka besar kemungkinan hal ini bisa di jadikan pondasi untuk masa depannya kelak agar selalu mempunyai budi pekerti yang baik dalam menghormati sesama manusia. Buat saya tradisi ini sangat menyenangkan untuk dilihat.
Akhirnya pada kesempatan mengantar sekolah si kecil, saya juga menjumpai budaya yang sama, guru guru menunggu di depan pagar. Hanya berhubung international school yang dimana banyak anak anak sekolah serta gurunya pun berbeda bangsa dan kultur, maka kebiasaan sompeah ini tidak ada, hanya salam ala bule aja seperti “Good morning” oleh sang guru dan si anak pun membalas hal yang sama.
Bagaimana dengan TK dan SD di Indonesia? Jika di terapkan, kayaknya bisa menjadi pemandangan menarik untuk di lihat tuh, tentunya diselaraskan dengan kebiasaan adat setempat.
kalo diterapkan dijakarta… tambah macet kali ya wakakakaka
asyik yang pertama koment diriku
wah..wah.. kalo gituh, anak2 kecil pasti demen ke sekolah dongs.. apalagi kalo guru2nya cakep, ga cuman anaknya doang yang demen.. tapi yang nganterin juga
Billy Koesoemadinata’s postingan di blognya..The Journey, vol.3: The Preparation
kyknya bisa juga di terapin di Indonesia
wah.. coba budaya cium tangan murid dan guru di terapin.. lebih akrab dan serasa di keluarga tuh
kabel seliweran mangganggu pemandangan dikala wempi mo nyari-nyari guru ‘indah’ di sana :em32.gif
Wempi’s postingan di blognya..Bukit Lawang Medan maklum fotonya dari atas rumah..hee
dan saya sangat susah menemukan budaya ini di kota tercinta saya
pagi…….
carikan dong blue pasangan yg bisa memberi hormat pada semuanya
salam hangat dalam dimensinya blue
kezedot’s postingan di blognya..Pada alunan musiklah akhirnya aku luluh di dalam pelukkan kesendiriannya angin malam…….
Di playgroup tempat anak gue sekolah di pinggiran kota Jakarta, guru-gurunya juga nongkrong di depan bangunan sekolah. Anak-anak yang turun dari mobil jemputan, motor, sepeda atau mobil langsung disambut sambil cium tangan guru dan nyebut salam islam
Seneng juga liatnya
Neng Keke’s postingan di blognya..Fenomena Sale Crocs UP TO 70%
Hmm…lucunya di Indonesia budaya kayak gitu adanya hanya sampai level playgroup dan TK. Kalo dah SD, SMP dan SMA mana ada lagi…
anderson’s postingan di blognya..Change!
Si sulung sekolah di SMU 6, persis di sebelah Blok M Plaza. Setiap pagi, salah seorang guru (laki-laki) dan satpam menunggu di gerbang sekolah, jadi anak-anak langsung masuk ke kelas. Jika pelajaran dimulai, pagar sekolah digembok, sehingga jika istirahat siswa hanya bisa jajan di kantin.
Hal ini untuk mengurangi risiko tawuran, dan guru sering inspeksi ke mal, siapa tahu muridnya ada yang membolos di mal. Saya bersyukur anakku sekolah yang guru2nya perhatian, sehingga orangtua nyaman melepas anak pergi sekolah.
edratna’s postingan di blognya..Sebuah pilihan
sesungguhnya budaya melayani dan menghormati selalu ditanamkan kepada anak2 indonesia sejak mereka duduk di bangku TK, mas boyin, tapi sayangnya, nilai2 semacam itu jadi mulai luntur ketika anak2 mulai mengenal budaya di tengah2 masyarakat yang mulai abai terhadap nilai2 luhur semacam itu.
layanin saya mau gak?
Huang’s postingan di blognya..Puji Tuhan
Wah… asik tuh…. Mau ikutan sekolah….
buJaNG’s postingan di blognya..Proteksi Klik Kanan di Halaman Blog
siang boz……………..

selamat menikmati minggu yang cerah ini ya boz
sukses selalu
salam hangat dalam dimensinya blue
kezedot’s postingan di blognya..Penguasa langit cinta tolong pandanglah mata hatiku………
kata kuncinya pada tradisi…, pada kearifan lokal yang harus tetap dipelihara dan dijunjung tinggi…
itempoeti’s postingan di blognya..Obrolan Ki Hajar Dewantoro-Paulo Freire, -Sebuah Cengkerama Khayali-
akhir pekan nich bang………
semoga menyenangkan ya malamnya
salam hangat dalam dimensinya blue
terakhir menyambut orangtua abang sat puang bekerja kapan?
kezedot’s postingan di blognya..sambut aku dengan cintamu saat aku pulang sayang……….
wahh..andaikan budaya yg sama ada di Indonesia juga ya…
kucingkeren’s postingan di blognya..Menyentuh Batu di Karangsambung
Kalo di Perancis, anak TK harus diantar ortu sampai ke dalam kelas masing-masing di mana Guru sudah menunggu di depan pintu kelas. Lalu guru membungkukkan badannya untuk mencium pipi anak (kiri/kanan) atau mengangkat anak itu supaya gampang menciumnya, otomatis sambil memberi salam “Bonjour, tu va bien?” (Slamat pagi, kau baik aja?).
Sedang anak SD, guru seperti di Vietnam, pagi-pagi sudah nangkring di depan pagar sekolah. Bedanya di sini mereka tak bakal membukakan pintu mobil/menurunkan anak dari motor. Mereka hanya menyambut anak-anak itu sambil mengawasi keamanan si anak.
Juliach’s postingan di blognya..Larilah hai kudaku!!!!!
pagi bang…………
apapun yg abang lakukan hari ini semoga selalu membuat abang bahagia ok
salam hangat dalam dimensinya blue
kezedot’s postingan di blognya..ngantuk!
kemana aja nih
?
Wah saya sih juga semangat kalau yg seperti itu…
mamas86’s postingan di blognya..Kenapa Lama Nggak Update…?
pagi……..
blue sudah kembali bang.
pa cabar?
salam hangat selalu
dobleh yang malang’s postingan di blognya..saatnya begadang di gardunya blue………..
kangen sama blog ini…
Aling’s postingan di blognya..[Kasih dan Asa]
siang bang……………

sukses ya nanti malam mingguannya hehe………..
pa cabar?
salam hangat selalu
dobleh yang malang’s postingan di blognya..membumikan arti sebuah persahabatan
malam bang
pa cabar?
salam hangat dalam dimensinya blue
kezedot’s postingan di blognya..symphoni malam………..
Kalo di Indo… masih ada guru yang datang nya telat, boro-boro nungguin anak muridnya di depan pagar sekolah sambil menebar senyum seperti itu.
fery79’s postingan di blognya..Kisah Bahasa Banjar
sangat bermakna sekali bagi si kecil, karena ada nilai dan kandungan penerimaan, bahwa mereka boleh sekolah dan ditunggu gurunya, sangat mengharukan sekali mas…
suryaden’s postingan di blognya..Hiren’s Boot CD, pandora sapujagad
ok trima kasih